Fenomena Menutup Aurat

Fenomena Menutup Aurat
Sebagai seorang muslim dan muslimah, tentu kita semua telah mengetahui bahwasannya wajib bagi kita untuk menutup aurat. Baik bagi laki-laki maupun perempuan, semua wajib menutup aurat. bagi laki-laki ada batasan tersendiri dalam menutup auratnya. Begitu juga bagi wanita juga ada batasan tersendiri, yaitu seluruh tubuh kecuali mata dan telapak tangan.

Batasan-batasan dalam menutup aurat ini telah banyak di kenal dan di ketahui oleh masyarakat muslim di sekitar kita. Namun ternyata pengenalan dan pengetahuan tentang batasan menutup aurat ini tidaklah serta merta membuat seorang muslim dan muslimah menutup aurat yang di tentukan dalam syariat. 

Betapa banyak kita dapati di hari ini kaum pria yang membuka auratnya tanpa rasa canggung. Dan lebih banyak lagi, ternyata dari kaum wanita yang membuka auratnya dengan sukarela dan mungkin bahkan dengan rasa bangga. 

Lebih parahnya lagi, ternyata tidak cukup fitnah wanita yang umum membuka aurat di sekitar kita. Namun di mungkinkan karena sudah menjadi umum membuka aurat di muka umum, sehingga ketika ada seorang muslimah yang menutup aurat dengan baik, dan memakai cadar maka serta-merta muncul anggapan negatif terhadap muslimah tersebut. 

Dari anggapan ekstreem, teroris, ninja, bahkan kami rasakan sendiri dengan reflek beberapa kali seorang anak yang melihat muslimah bercadar menyebut Jurig (setan : bahasa sunda), dan selainnya. 

Inilah kenyataan syariat Islam di negeri yang bermasyarakat mayoritas Islam. Islam di kucilkan, Islam di asingkan, Islam dianggap ajaran yang ekstreem, seolah-olah Islam beserta ajarannya adalah sesuatu yang menyeramkan dan radikal. 

Maka inilah yang pernah di sabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang asing nya Islam.
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim).
Abdurrahman bin Sanah radhiallahu anhu dia berkata:
قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ الْغُرَبَاءُ قَالَ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ

“Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang asing itu?” Beliau menjawab, “Orang-orang yang berbuat baik jika manusia telah rusak.” (HR. Ahmad, dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

Maka jika anda termasuk dari kelompok manusia yang dianggap asing, aneh, dan berbeda dengan kebanyakan manusia sementara anda dalam keadaan menjalankan ketaatan kepada Allah ta'ala, berbahagialah dengan kabar gembira dalam Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ini. 

Jika ujian ini terasa berat, maka bersabarlah, karena tentu setiap orang yang mengaku telah beriman kepada Allah akan merasakan ujian. Dari ujian inilah terbuki kebenaran keimanannya. 

Sikap Kita

Maka jika kita adalah seseorang yang merasa terasingkan dengan mengamalkan syariat Islam, hendaknya jangan menambah orang lain asing dengan sikap kita. Mari kita upayakan agar masyarakat sekitar lebih welcome dengan kita. 

Mari tunjukkan akhlak yang baik di hadapan mereka. Ringankan tangan kita untuk dapat membantu warga sekitar yang sedang kesulitan. Tampakkan wajah yang ramah kepada mereka. 

Mudah-mudahan dengan sikap baik kita kepada warga sekitar dapat sedikit demi sedikit memperbaikin image nagatif masyarakat tentang pakaian yang Islami. 

Karena betapa banyak, saudara kita yang sudah berpenampilan yang Islami. dan tentu ini saja sudah menjadi sebab menjadikan ia asing di masyarakat yang masih awam. Ditambah lagi sikapnya yang eksklusif, tidak ada sapa, tidak ada salam, tidak ada senyum kepada orang di sekitar. Maka tentu yang seperti ini akan membuatnya menjadi lebih asing lagi. Tentu hal ini juga akan berefek anggapan negatif terhadap Islam oleh orang-orang di sekitar. 

Terkadang orang bisa lebih mengenal Islam dan dapat menjadi sebab hidayah di karenakan sikap dan akhlak yang baik dari seorang muslim. dan begitu juga sebaliknya, terkadang orang justru akan menjauh dari agama yang benar ini karena sikap individu muslim yang berpenampilan Islami namun akhlak yang di tampakkannya kurang baik. 

Bukankah manusia itu lebih mudah menyerap apa yang tampak, apa yang terlihat dari penampilan. Dan kebanyakan orang lebih bisa menyerap contoh perbuatan dan akhlak yang baik sehingga ia tertarik untuk lebih dalam lagi mempelajari Islam. 

Maka jika kita sudah terasing karena menjalankan syariat Islam, maka mari kita benahi akhlak kita, kita benahi cara bermsyarakat kita sesuai dengan korodor syari. Mudah-mudahan ini dapat menjadi sebab kebaikan bagi kita semua. Amiin. 

Admin 

0 komentar: